Senin, 27 Oktober 2008

SUNGGUH

SUNGGUH

Sungguh,
berapa banyak air mata
yang bisa kukuras
di telaga ampunanMu

Sungguh,
tak ada yang bisa kubayar
selain tangis di sajadah
yang masih bisa kugelar
di sepanjang
selaksa malam ini.

Sungguh,
daun-daun qolbu
terus mengaminkan doa,
yang jatuh
di tiap kelopak jiwa,
sebelum bertemu tanah…
bersimpuh….
Kembali kepadaMu

Sungguh,
jalanMu kutunggu,
ketika diri ditikam
badai kefanaan.

Masihkah dapat kugapai
WajahMu…
walau sejenak ?

Tidak ada komentar: